Halaqah5 - Muqaddimah ~ Latar Belakang Penulisan Kitab Bagian 2 admin.alhanifiyyah 26 November 2021 Arsip Kajian , Grup Islam Sunnah (GiS) , Sifat Shalat Nabi ﷺ 2 Comments 28 Views Share
📘 Silsilah Ilmiyyah 7 Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah 🔊 Halaqah 19 ~ Kitab Al-Quran Bagian 5 السلام عليكم ورحمة الله وبركاتهالحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعينHalaqah yang ke-19 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Kelima”Sebagian nama-nama dan sifat-sifat Al-Quran yang telah berlalu menunjukkan tentang kedudukan dan keutamaan Al-Quran, oleh karena itu hendaklah seorang Muslim bersyukur kepada Allah yang telah menurunkan Al Quran kepada diantara cara bersyukurnya adalah dengan menunaikan hak-hak Al-Quran, Dan diantara hak-hak Al-Quran1. Membacanya dengan TartilAllah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirmanوَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا “Dan hendaklah engkau mentartil Al-Quran dengan sebenar-benar tartil.” Al-Muzzammil 4Mentartil artinya membaca dengan pelan, dengan membaca huruf-hurufnya dengan baik dan dengan memperhatikan tempat-tempat wakaf/berhentinya, panjang pendeknya. Sebagaimana dahulu Nabi ﷺ membacanya, Rasulullah ﷺ bersabdaالْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ“Orang yang mahir membaca Al-Quran bersama malaikat-malaikat yang mulia lagi baik. Dan orang yang membaca Al-Quran sedangkan dia masih terbata-bata ketika membacanya dan susah baginya maka dia mendapatkan 2 pahala.” HR Bukhari dan MuslimDua pahala tersebut maksudnya adalah pahala membaca Al-Quran, dan pahala kesulitan yang dia alami,Hendaknya seorang Muslim dan Muslimah, mempelajari ilmu tajwid dari seorang guru yang mumpuni dengan niat supaya bisa membaca Al-Quran tersebut sebagaimana dibaca oleh Rasulullah ﷺ, dan mempraktekkannya dengan sering membaca Al-Quran sehingga semakin mahir dia di dalam membaca di dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ bersabdaخَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” HR BukhariDan diantara hak Al-Quran adalah2. MenghafalnyaMenghafal seluruh Al-Quran bukanlah sebuah fardhu ain bagi seorang Muslim, yang wajib adalah menghafal yang dengannya sah shalatnya. Namun tentunya sebuah kemuliaan tersendiri bagi seorang Muslim dan Muslimah ketika Allah memilih qalbunya dari sekian banyak qalbu untuk menghafal Al-Quran Kalamullah Rabbul alamin, membacanya kapan dia kehendaki. Dan semakin banyak dia menghafal tentunya semakin utama. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirmanبَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلا الظَّالِمُونَ “Bahkan dia adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang-orang yang diberi ilmu dan tidak mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim.” Al-Ankabut 49Dan hendaklah seorang yang menghafal Al-Quran memuraja’ah mengulang-ulang terus apa yang sudah dia hafal, Rasulullah ﷺ bersabdaتَعَاهَدُوْا هَذَا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَلُّتًا مِنَ اْلإِبِلِ فِي عُقُلِهَا“Hendaklah kalian mengulang-ulang Al-Quran, maka demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya sungguh Al-Quran lebih mudah terlepas yaitu dari qalbu seseorang daripada terlepasnya unta dari ikatannya.” HR MuslimSelain itu, hendaknya orang yang menghafal Al-Quran memperdengarkannya di hadapan Syaikh yang mumpuni dan meninggalkan kemaksiyatan karena kemaksiyatan dengan berbagai bentuknya memperburuk dan mempersulit hafalan yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُAbdullāh RoyDi kota Al-Madinah
HSI- Belajar Tauhid (Halaqah 7) - Termasuk Syirik Memakai Jimat Selasa, 10 September 2019. Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Belajar Tauhid "Termasuk Syirik Memakai Jimat". Allāh Subhānahu Abdullā Ta'āla adalah Dzat yang memberi manfaat dan mudharat. Kalau Allāh menghendaki untuk memberikan manfaat kepada seseorang, maka tidakبسم الله الرحمن الرحيم السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه Halaqah yang ke lima dari Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Nawaqidul Islam yang ditulis oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah. Setelah kita mengetahui bahwa menyekutukan Allah di dalam ibadah membatalkan keislaman, maka wajib bagi kita mengetahui apa itu ibadah. Orang yang tidak mengetahui makna ibadah, dikhawatirkan dia akan menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah. Ibadah adalah اسْمٌ جَامِعٌ لِكُلِّ مَا يُحِبُّهُ اللَّهُ وَيَرْضَاهُ مِنْ الْأَقْوَالِ وَالْأَفعَالِ الظَّاهِرَةِ وَالبَاطِنَةِ “Seluruh perkara yang dicintai dan diridhoi oleh Allah, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang dhohir maupun yang batin.” Kita mengetahui sesuatu ucapan atau perbuatan dicintai dan diridhoi oleh Allah dari kabar yang Allah sebutkan di dalam Al Qur’an atau kabar Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam sebagai utusan-Nya. Terkadang kita mengetahui sesuatu ucapan atau amalan dicintai oleh Allah ketika Allah mengabarkan bahwa Allah mencintai orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut, misalnya Allah berfirman, وَٱللَّهُ یُحِبُّ ٱلصَّـٰبِرِینَ [Surat Ali Imran 146] “Dan Allah mencintai orang-orang yang bersabar.” Dalam ayat ini Allah mengabarkan bahwasanya Allah mencintai orang-orang yang bersabar, mencintai sifat sabar. Kalau sabar dicintai oleh Allah, berarti sabar adalah ibadah. Dan kalau ibadah, maka tidak boleh diserahkan kepada selain Allah. Dalam ayat yang lain Allah mengabarkan bahwa Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik Al Baqarah 195. Mencintai orang-orang yang bertaubat dan membersihkan diri dari dosa Al Baqarah 222. Dan terkadang kita mengetahui Allah mencintai sebuah amalan atau ucapan karena Allah memerintahkan dengan amalan tersebut. Dan setiap yang Allah perintahkan berarti dicintai Allah. Dan kalau amalan tersebut dicintai maka amalan tersebut adalah ibadah. Dan kalau amalan tersebut adalah ibadah, maka tidak boleh diserahkan kepada selain Allah. Contoh amalan yang diperintahkan adalah sholat dan zakat. Allah Subhānahu wa Ta’āla mengatakan, وَأَقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ “Dan hendaklah kalian mendirikan sholat dan membayar zakat.” [Al Baqarah 43] Di sini Allah memerintahkan untuk mendirikan sholat dan membayar zakat. Berarti keduanya dicintai oleh Allah, karena Allah tidak memerintahkan kecuali sesuatu yang dicintai dan diridhoi. Berarti sholat dan zakat adalah ibadah, hanya untuk Allah dan tidak boleh diserahkan kepada selain Allah. Dan terkadang kita mengetahui Allah mencintai sebuah amalan ketika Allah memuji orang-orang yang mengamalkannya. Karena Allah tidak memuji kecuali orang-orang yang Dia cintai. Yang mereka mengamalkan apa yang dicintai oleh Allah. Misalnya Allah berkata memuji orang-orang yang menunaikan nadzarnya. یُوفُونَ بِٱلنَّذۡرِ وَیَخَافُونَ یَوۡمࣰا كَانَ شَرُّهُۥ مُسۡتَطِیرࣰا [Surat Al-Insan 7] Pujian Allah Subhānahu wa Ta’āla, mereka adalah orang-orang yang menyempurnakan nadzarnya dan takut dengan suatu hari yang kejelekannya menyelimuti. Pujian Allah Subhānahu wa Ta’āla menunjukkan bahwasanya Allah mencintai orang-orang yang menyempurnakan nadzar dan perbuatan tersebut. Ibadah ada yang berupa ucapan dan ada yang berupa perbuatan. Berupa ucapan seperti mengucapkan tasbih, tahlil, tahmid, bersholawat atas Nabi shallallāhu alaihi wa sallam, membaca Al Qur’an, berdo’a, dll. Berupa amalan seperti melakukan sholat, membayar zakat, berjihad, berhaji, dll. Ibadah ada yang dhohir dan ada yang batin. Ibadah yang dhohir artinya adalah ibadah yang bisa terlihat oleh orang lain, seperti sholat, jihad, dll. Ibadah yang batin adalah ibadah yang ada di dalam hati manusia, seperti tawakal kepada Allah, cinta kepada Allah, takut kepada Allah, kembali atau inabah kepada Allah, dll. Semua ini adalah ibadah. Dan semua ibadah harus diserahkan hanya kepada Allah. Tidak boleh sedikitpun diserahkan kepada selain Allah. Barangsiapa yang menyerahkan sebagian ibadah dari ibadah-ibadah tadi kepada selain Allah, maka dia telah menyekutukan Allah di dalam ibadah, dan ini merupakan pembatal keislaman yang paling besar. Kemudian Syeikh menyebutkan dalil bahwa kesyirikan adalah pembatal keislaman, yaitu firman Allah, إِنَّ ٱللَّهَ لَا یَغۡفِرُ أَن یُشۡرَكَ بِهِۦ وَیَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن یَشَاۤءُۚ [Surat An-Nisa’ 48 dan 116] “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang di bawah syirik bagi siapa yang dikehendaki.” Allah tidak mengampuni dosa syirik padahal Allah adalah Al Ghofur Yang Maha Pengampun. Dan ini menunjukkan tentang betapa besarnya dosa syirik. Dan yang dimaksud dosa syirik yang tidak diampuni di sini adalah ketika seseorang bertemu dengan Allah dalam keadaan membawa dosa syirik tersebut dan belum bertaubat di masa hidupnya. Dan maksud tidak diampuni adalah dia harus diadzab. Rasulullah shallallāhu alaihi wa sallam mengatakan, مَن مَاتَ وهْوَ يَدْعُو مِن دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ “Barangsiapa yang mati dalam keadaan dia menyekutukan Allah, maka dia masuk ke dalam neraka.” [HR. Bukhari dan Muslim] Seorang yang meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan Allah, inilah orang yang masuk ke dalam neraka dan dialah yang tidak akan diampuni. Dalam hadits yang lain, Beliau mengatakan, مَن لَقِيَ اللهَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ “Barangsiapa yang bertemu dengan Allah dalam keadaan dia menyekutukan Allah, maka dia masuk ke dalam neraka.” [HR. Bukhari dan Muslim] Tapi kalau dia bertaubat dari perbuatan syirik tersebut di masa hidupnya, maka Allah Maha Pengampun dan Maha Pemberi Taubat. Sebesar apapun dosanya, baik berupa syirik, kekufuran, kenifakan, kalau dia bertaubat dengan taubat yang nasuha sebelum dia meninggal dunia, maka akan diampuni oleh Allah. Allah berfirman, ۞ قُلۡ یَـٰعِبَادِیَ ٱلَّذِینَ أَسۡرَفُوا۟ عَلَىٰۤ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُوا۟ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ یَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِیعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِیمُ [Surat Az-Zumar 53] “Katakanlah, Wahai hamba-hambaku yang telah berlebih-lebihan terhadap dirinya sendiri melakukan kemaksiatan, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته Abdullah Roy Di kota Pandeglang Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy.
Halaqah05; HSI 05 - 75 Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian 5. By. Ganes Aryudha - July 19, 2019. 0. Facebook. Twitter. Google+. Pinterest. WhatsApp. RELATED ARTICLES MORE FROM AUTHOR. HSI 05 - 80 Manfaat Mempelajari Iman Kepada Hari Akhir. HSI 05 - 79 Percakapan Penghuni Surga Dan Penghuni Neraka.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah “Beriman Dengan Nama-Nama Kitab Allāh Yang Kita Ketahui Namanya” Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah beriman dengan nama-nama kitab Allāh yang telah Allāh dan Rasul-Nya beritahukan namanya kepada kita dan kita ketahui namanya Shuhuf Ibrahim dan Shuhuf Musa Shuhuf Ibrahim diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Shuhuf Musa diturunkan kepada Nabi Musa alayhima salam Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ “Yaitu Shuhufnya Ibrahim dan Musa” Surat Al-A’la 19 Az Zabur diberikan kepada Nabi Daud alayhis salam Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman ۚ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا ”Dan Kami telah berikan kepada Daud kitab Zabur” Surat An-Nisa 163 At Taurat yang diturunkan kepada Musa alayhis salam Al Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa alayhis salam Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ ”Dia lah yang telah menurunkan kepadamu Al Kitab Al Qur’an dengan haq membenarkan apa yang datang sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan at Taurat dan Injil” Surat Al-Imran 3 Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ Allāh berfirman شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ “Bulan Ramadhan yang diturunkan didalamnya Al Quran ” Surat Al-Baqarah 185 Kita harus beriman dengan nama-nama kitab tersebut dan Nabi yang diturunkan kepadanya adapun yang tidak kita ketahui namanya maka kita beriman secara global, maksudnya kita beriman bahwa setiap Rasul memiliki kitab namun tidak semua kita ketahui namanya sebagaimana firman Allāh لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ “Sungguh Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami dengan keterangan-keterangan yang nyata dan Kami turunkan bersama mereka Kitab-kitab dan timbangan supaya manusia berlaku adil” Surat Al-Hadid 25 Dan Insya Allah akan datang penjelasan masing-masing dari kitab tersebut sesuai dengan apa yang Allāh dan Rasul-Nya kabarkan didalam Al-Qur’an. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah *Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy Berikutini adalah lanjutan dari poin pembahasan "20 perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu": 17. Membela ilmu dan menolongnya. Ilmu memiliki kehormatan yang mengharuskan penuntutnya dan ahlinya untuk membela dan menolongnya bila ada yang berusaha merusaknya. Oleh karena itu para ulama membantah orang yang menyimpang bila SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH Halaqah 19 Kitab Al-Qurān Bagian 5 السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و صحبه أجمعين Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Kitab Al-Qurān Bagian 5”. Sebagian nama-nama dan sifat-sifat Al-Qurān yang telah berlalu menunjukkan tentang kedudukan dan keutamaan Al-Qurān. Oleh karena itu hendaklah seorang Muslim bersyukur kepada Allāh yang telah menurunkan kepada kita. Dan diantara cara bersyukurnya adalah menunaikan hak-hak Al-Qurān. Dan diantara hak-hak Al-Qurān HAK 1 MEMBACANYA DENGAN TARTIL Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا “Dan hendaklah engkau mentartil Al-Qurān dengan sebenar-benar tartil.” QS Al-Muzzammil 4 ⇒ Mentartil artinya ✓Membaca dengan pelan. ✓Membaca huruf-hurufnya dengan baik dan dengan memperhatikan • ⑴ Tempat-tempat wakaf berhentinya. • ⑵ Panjang pendeknya. Sebagaimana dahulu Nabi shallallāhu alayhi wa sallam membacanya. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ “Orang yang mahir membaca Al-Qurān bersama malaikat-malaikat yang mulia lagi baik. Dan orang yang membaca Al-Qurān sedangkan dia masih terbata-bata ketika membacanya dan susah baginya maka dia mendapatkan 2 pahala.” HR Bukhāri dan Muslim ⇒ Dua pahala tersebut maksudnya adalah • Pahala membaca Al-Qurān. • Dan pahala kesulitan yang dia alami. Hendaknya seorang Muslim dan Muslimah; ⑴ Mempelajari ilmu tajwid dari seorang guru yang mumpuni dengan niat supaya bisa membaca Al-Qurān tersebut sebagaimana dibaca oleh Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam. ⑵ Mempraktekkannya dengan sering membaca Al-Qurān sehingga semakin mahir dia di dalam membaca Al-Qurān. Dan di dalam sebuah hadits Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qurān dan mengajarkannya.” HR Bukhāri Dan diantara hak Al-Qurān adalah HAK 2 MENGHAFALNYA Menghafal seluruh Al-Qurān bukanlah sebuah fardhu ain bagi seorang Muslim, yang wajib adalah menghafal yang dengannya sah shalatnya. Namun, tentunya sebuah kemuliaan tersendiri bagi seorang Muslim dan Muslimah ketika Allāh memilih qalbunya dari sekian banyak qalbu untuk menghafal Al-Qurān Kalāmullāh Rabbul ālamīn, membacanya kapan dia kehendaki. ⇒ Dan semakin banyak dia menghafal tentunya semakin utama. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلا الظَّالِمُونَ “Bahkan dia adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang-orang yang diberi ilmu dan tidak mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim.” QS Al-Ankabūt 49 ◆ Dan hendaklah seorang yang menghafal Al-Qurān memuraja’ah mengulang-ulang terus apa yang sudah dia hafal. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda تَعَاهَدُوْا هَذَا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَلُّتًا مِنَ اْلإِبِلِ فِي عُقُلِهَا “Hendaklah kalian mengulang-ulang Al-Qurān, maka demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya sungguh Al-Qurān lebih mudah terlepas yaitu dari qalbu seseorang daripada terlepasnya unta dari ikatannya.” HR Muslim ◆ Selain itu, hendaknya orang yang menghafal Al-Qurān memperdengarkannya di hadapan Syaikh yang mumpuni dan meninggalkan kemaksiatan karena kemaksiatan dengan berbagai bentuknya memperburuk dan mempersulit hafalan Al-Qurān. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Abdullāh Roy, Di kota Al-Madīnah ═════════ ❁🔹❁ ═════════ RCjvv5.